Tuesday, April 24, 2012

sebentar saja, boleh?


kau tau rasanya melawan rasa yang telah tumbuh lumayan lama?
itu sangat melelahkan, seperti kau berada di dalam kegelapan dan tak menemukan alat bantu penerang apapun.
mungkin ini terdengar sangat berlebihan, tapi memang seperti itu rasanya.
aku sudah merasakannya.
dan ini semua membuatku merasa tak menjadi diriku yang seperti biasanya.

sebelum ini aku tak pernah seperti apapun.
seberapapun luka yang diberikan, aku tak pernah selebay ini, tak pernah selemah ini.
aku tak tau apa yang menyebabkan aku seperti ini.
mungkinkah aku sungguh-sungguh menyayanginya? apa terlalu besar bagian hati yang aku libatkan saat ini?
aku tak tau pastinya, yang jelas aku merasa sungguh-sungguh lemah, bukan seperti seorang icha yang sebelumnya.

tiap saat melihat atau mengingat tentangnya selalu saja butiran bening itu jatuh.
walaupun sudah berusaha mati-matian bertahan agar tidak tumpah, tetap saja butiran bening itu keluar.
meskipun mencoba bertahan sekuat apapun, pertahananku runtuh pada akhirnya.
seperti gemuruh awan hitam mengikutiku tiap saat.
aku tak tau arah, tak bisa memandang ke depan, tak tau lagi mau berbuat apa.

mungkin memang benar aku harus mulai mencoba terbiasa tanpamu, tanpa perhatian darimu.
aku sudah berniat melupakanmu, mencoba sekeras mungkin untuk bisa terbiasa tanpamu.
mungkin beberapa saat aku bisa menghilangkan bayangmu untuk sejenak, tapi akhirnya bayangmu selalu muncul.
aku tak tau bagaimana lagi harus menghadapinya.
aku tak punya kekuatan untuk kembali lagi ke tempat dimana aku bisa melihat dengan jelas.
aku merasa jalan itu benar-benar buntu dan aku tersesat di dalamnya.


Tuhan, aku benar-benar bingung saat ini.
aku tak tau apa yang harus ku lakukan.
aku telah berusaha, tapi sepertinya aku tak bisa.
aku tau sakit ini akan memudar seiring dengan berjalannya waktu.
tapi sampai kapan hati ini terasa perih?
sampai kapan Tuhan?
bolehkan aku berhenti sebentar saja?
agar aku bisa meluapkan segalanya, agar aku tak merasakan seberapa sakit luka ini.
seberapa kuat dia menggerogoti hatiku.
Tuhan, apa boleh sebentar saja?
atau paling tidak bisa pinjamkan aku sandaran sebentar saja agar aku bisa tau apa yang bisa aku lakukan untuk menghadapi ini semua :')


No comments:

Post a Comment